Tampilkan postingan dengan label Artikel Pendidikan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Artikel Pendidikan. Tampilkan semua postingan

MENGENAL GAYA BELAJAR ANAK LEWAT KONSEP MULTIPLE INTELEGENCE

Diposting oleh Saepul Rohman on Minggu, 16 Mei 2010


Seperti yang kita tahu kalau multiple intelegence di pakai dalam dunia pendidikan, karena cara pendangnya terhadap kecerdasan anak dinilai lebih objektif, tanpa menghakimi satu anak pintar dan yang lainnya tidak pintar. Konsep multiple intelegence dipandang sebagai salah satu metode dalam dunia pendidikan yang memandang anak sebagai sesuatu yang unik dan memiliki berbagai potensi, dengan tidak menjadikan salah satu bidang dalam pendidikan untuk dijadikan sebagai tolak ukur. Dalam konsep multiple intelegence dikatakan bahwa, setiap anak kecuali yang memiliki cacat otak adalah pintar, minimal setiap anak memiliki salah satu kecerdasan dari Sembilan kecerdasan yang dijabarkan dalam konsep multiple intelegence.

Sebelumnya Upit and Thio telah membahas tentang bagaimana mengetahui gaya belajar anak, secara umum. Kali ini Upit and Thio akan sedikit membahas tentang bagaimana penjabaran dari gaya belajar anak berdasarkan konsep multiple intelegence. Karena dalam konsep Multiple Intelegence, dikenal dengan adanya 9 kecerdasan dalam diri manusia.

KINESTIKA

  1. Libatkan fisik secar umum dalam proses pembelajaran
  2. Lakukan rehearsal melalui gerakan, permainan peran, simulasi dan kegiatan praktis lainya.
  3. Berikan rehat fisik secara rutin sambil melakukan permainan, seperti Brain Gym.
  4. Beri kesempatan pada murid untuk mengungkapkan pengertianya dengan membuat atau memanipulasi obyek.
  5. Buatlah montase atau mural.
  6. Tetapkan target untuk meningkatkan diri dalam bidang olahraga atau kecakapan yang melibatkan kemampuan koordinasi tubuh.

INTRAPERSONAL

  1. Sediakan waktu yang cukup untuk melakukan refleksi dan berfikir
  2. Bersikap sabar dan menjawab pertanyaan yang bersifat terbuka dan filosofis ( membutuhkan jawaban mendalam )
  3. Pelajari filosofi untuk anak-anak dan mulai menggunakanya sebagai tambahan materi pelajaran.
  4. Perhatikan dan hargai perasaan dan motivasi sebagai bagian dari kesempatan berbagi cerita, pengalaman dan kesan.
  5. Gunakan peta pikiran dan tembok aspirasi/mural.
  6. Gunakan label positif untuk setiap anak.

LINGUISTIK

  1. Kurangi kesempatan bicara anda dan beri kesempatan lebih banyak untuk murid berbicara.
  2. Libatkan diskusi, debat, collaborative learning.
  3. Beri kesempatan pada anak untuk menjelaskan pengertianya dengan menggunakan bahasanya sendiri.
  4. Gunakan teknik kata atau kalimat kunci.
  5. Ajarkan dan minta anak untuk menyusun presentasi atau makalah
  6. Ajarkan pada anak teknik berbicara dan mendengar yang baik dan benar

MATEMATIKA DAN LOGIKA

  1. Jelaskan langkah yang anda gunakan dalam mengajar dan jelaskan mengapa anda menggunakan cara tersebut.
  2. Sering-sering menggunakan angka atau permainan yang melibatkan angka.
  3. Carilah hubungan antara matematika dan praktek kehidupan sehari-hari
  4. Ajarkan cara melakukan kategorisasi, klasifikasi, prioritas dan ketrampilan memprediksi.
  5. Ajarkan metode pemecahan masalah yang dapat digunakan dalam berbagai disiplin ilmu dan keadaan.
  6. Promosikan permainan yang melibatkan kemampuan berfikir lateral, misalnya dengan memberikan thinking puzzle.

VISUAL DAN SPASIAL

  1. Gunakan poster atau peta pikiran sebagai referensi.
  2. Ganti poster atau peta pikiran secara rutin.
  3. Ajarkan cara membuat peta pikiran, poster, flowchart atau grafik untuk melengkapi kemampuan murid dalam mencatat
  4. Gunakan model atau alat peraga
  5. Beri tugas yang melibatkan pembuatan gambar atau poster
  6. Gunakan tubuh anda sebagai alat bantu visual dan spasial dalam menyampaikan materi pembelajaran.

KINESTIK

  1. Libatkan fisik secar umum dalam proses pembelajaran
  2. Lakukan rehearsal melalui gerakan, permainan peran, simulasi dan kegiatan praktis lainya.
  3. Berikan rehat fisik secara rutin sambil melakukan permainan, seperti Brain Gym.
  4. Beri kesempatan pada murid untuk mengungkapkan pengertianya dengan membuat atau memanipulasi obyek.
  5. Buatlah montase atau mural.
  6. Tetapkan target untuk meningkatkan diri dalam bidang olahraga atau kecakapan yang melibatkan kemampuan koordinasi tubuh.

MUSIK

  1. Gunakan musik sebagai tanda waktu untuk mengerjakan tugas, untuk memulai dan mengakhiri sesi pembelajaran, atau mengubah mood dan untuk meningkatkan energi atau relaksasi.
  2. Gunakan musik untuk membantu mengingat materi
  3. Ajarkan dan tingkatkan ketertarikan murid pada musik melalui pelatihan atau kegiatan ekstra kurikuler.
  4. Beri kesempatan kepada murid untuk menceritakan musik kesukaanya, mengapa ia suka pada musik itu dikelas
  5. Bermain dengan musik/lagu dengan cara mengubah lirik, nada, tempo, volume atau keras lembut, sebagai bagian dari eksplorasi ke dunia musik.
  6. Memainkan berbagai jenis lagu atau musik dan meminta murid untuk menjelaskan apa yang mereka rasakan.

NATURALIS

  1. Melakukan perjalanan ke lingkungan, misalnya ke kebun raya atau taman safari.
  2. Belajar di alam terbuka
  3. Mempelajari kejadian alam seperti gempa bumi, gunung meletus, hujan dan banjir, pasang surut air laut dan apa implikasinya bagi umat manusia.
  4. Mempelajari factor-faktor yang mempengaruhi ekosistem.
  5. Mempelajari pengaruh perbuatan manusia terhadap alam, baik itu pengaruh positif maupun negatif, langsung maupun tidak langsung.
  6. Memelihara hewan atau tanaman di sekolah/kelas dan berinteraksi dengan mereka secara rutin.

Sekian dulu artikel tentang pengenalan kecardasan anak berdasarkan konsep Multiple Intelegece, dan untuk cara-cara atau tes bagaimana mengetahui gaya belajar anak, artikelnya akan Upit and Thio Posting berikutnya. Makanya jangan lupa balik kesini lagi untuk mengunjungi kami. Terima kasih

More aboutMENGENAL GAYA BELAJAR ANAK LEWAT KONSEP MULTIPLE INTELEGENCE

Buku Komik mencoba meracuni pikiran Anak

Diposting oleh Saepul Rohman on Kamis, 29 April 2010



Kemarin, seperti biasa saya harus melaksanakan tugas saya sebagai seorang pengajar bahasa Inggris di Taman Bacaan UPIT di Desa Loreh Kecamatan Malinau selatan Kab. Malinau Kalimantan Timur, sebuah rutinitas yang sangat menyenangkan buat saya, bisa berbagi dan ikut serta dalam pembangunan SDM di perbatasan Indonesia.
Kegiatan belajar di Taman Bacaan terrsebut biasanya dimulai dari jam 2 siang dan selesai jam 4 sore, seperti biasa, saya pun masuk keruangan yang di khususkan untuk para pengajar dan pengelola taman bacaan tersebut. Hari itu, taman bacaan mendapatkan tambahan buku-buku bacaan baru buat anak-anak, menyenangkan rasanya, anak-anak memperoleh tambahan ilmu.
Saya pun bersama 2 orang pengelola taman bacaan mengemasi buku-buku tersebut dengan plastic buku supaya bukunya tahan lama. Ketika saya memeriksa buku-buku tersebut satu persatu, saya pun kaget ketika melihat dua buah buku komik berjudul GEN 13, perhatian sayapun teralih ke 2 buku tersebut, sebuah buku yang menarik dengan gambar dan warna yang mencolok, menarik sekali jika anak-anak melihatnya.
Ada satu hal yang membuat saya posting dengan judul “komik meracuni pikiran anak-anak”. Tampilan yang menarik dari komik GEN 13 , ternyata hanyalan kemasan untuk memanjakan anak-anak, tapi jika kita perhatikan baik isi dari komik tersebut, kita akan melihat sebuah komik dengan balutan gambar-gambar sexy setengah telanjang dalam bentuk kartun hentai, dan di bumbui dengan cerita yang hanya pantas menjadi bacaan 18 tahun keatas.

Terkejut sekaligus ada perasaan kesal ketika saya menyaksikan semua itu, saya pun bertanya dalam hati untuk apa komik tersebut dibuat dan ditujukan untuk anak-anak? Namun kita dapat berpendapat bahwa semua itu dilakukan untuk ,meracuni generasi muda bangsa, karena buku tersebut merupakan buku yang dibuat orang barat dan diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia.
Pemerintah gencar untuk melabeli semua tontonan di televisi, seperti BO (bimbingan orang tua) DW (Dewasa) dan lain-lain. Sebuah anjuran yang baik agar orang tua dapat memperhatikan tontonan anak-anak, lalu dimana label tersebut dalam komik? Saya tidak melihat hal itu, saya pikir pemerintah harus lebih aktif dalam penerbitan sebuah buku, apalagi buku untuk anak-anak. Selain itu perlu peran aktif dari semua pihak baik orang tua ataupun guru dalam memilih bacaan yang baik untuk anak-anak.
Pada dasarnya membaca adalah hal yang baik, bahkan berbagai pihak sedang gencar mencanangkan gerakan untuk membaca, tapi jika bacaan tersebut tidak mendidik dan malah meracuni pikiran anak-anak, apa jadinya generasi muda kita. Mudah-mudahan postingan ini dapat bermanfaat bagi kita semua untuk membina generasi muda yang lebih baik. Silahkan anda memberikan komentar anda untuk postingan ini. Terima kasih.
More aboutBuku Komik mencoba meracuni pikiran Anak